Gangguan tidur memang memiliki banyak jenis. Mulai dari gangguan yang umum seperti insomnia, sindrom kaki gelisah (RLS), sleep apnea, mengigau, sleep paralysis, dan lain sebagainya. Namun, ada salah satu gangguan tidur yang perlu Anda perhatikan karena cukup membahayakan kesehatan, yakni sleep-related eating disorder (SRED) alias makan sambil tidur.
Kondisi ini melibatkan perilaku makan dan minum yang tidak terkendali secara berulang saat dalam keadaan tertidur. Gangguan ini berbeda dengan Night Eating Syndrome (NES) atau sindrom makan tengah malam. Sebab, NES adalah kondisi saat seseorang merasakan dorongan kuat untuk makan pada malam hari, dan biasanya tidak bisa tidur lagi kecuali makan.
Sedangkan penderita SRED tidak punya kendali atas aktivitas makan yang mereka lakukan. Bahkan melansir dari jurnal Psychiatry and Clinical Neurosciences, kebanyakan pasien dengan laporan SRED tertidur atau setengah tertidur saat makan, sementara mereka dengan NES menjadi terjaga dan sadar.
Selain itu, gangguan ini juga sangat berbahaya karena penderita SRED tidak bisa memiliki kendali atas apa yang mereka konsumsi. Sehingga, dalam beberapa kasus terdapat penderita SRED yang keracunan makanan atau mengalami alergi parah akibat gangguan yang satu ini.
Selain itu, SRED juga berbahaya bagi kesehatan tubuh karena mengonsumsi makanan dan minuman berlemak dan tinggi karbohidrat di tengah malam bisa meningkatkan berat badan dengan mudah. Dengan demikian, Anda bisa mengalami risiko obesitas maupun penyakit berbahaya lainnya seperti kolesterol tinggi, stroke, hingga penyakit jantung dan kanker.
Lantas, bagaimana cara mengatasi gangguan ini?
Apa Itu Sleep-Related Eating Disorder?
Melansir dari Mayo Clinic, sleep-related eating disorder adalah gangguan makan dan minum yang tidak terkontrol dan terjadi saat tidur lelap. SRED termasuk dalam gangguan tidur parasomnia. Yakni gangguan tidur yang melibatkan kegiatan abnormal yang terjadi saat hendak tidur, tertidur, atau terbangun dari tidur. Sama halnya seperti night terror, REM sleep behavior disorder, hingga exploding head syndrome.
Mayoritas penderita SRED memiliki akan makan tanpa sadar hampir setiap malam. Beberapa penderita bisa makan lebih dari sekali tiap malam, meskipun sebenarnya mereka tidak merasa lapar atau haus. SRED yang terjadi secara terus-menerus dapat menyebabkan penambahan berat badan ekstrem atau obesitas, cedera akibat kesalahan dalam penyiapan makanan, karies gigi, diabetes tipe 2, atau kadar kolesterol yang tidak normal.
Dalam kebanyakan kasus, SRED bisa terjadi pada orang-orang yang mengalami gangguan sleepwalking atau tidur sambil berjalan. Saat tidur, mereka akan berjalan ke dapur dan menyiapkan makanan tanpa ingat pernah melakukannya. Biasanya, orang-orang dengan gangguan tidur ini cuma ingat sebagian atau bahkan tidak ingat sama sekali tentang apa yang mereka lakukan.
Baca Juga :
- Efek Negatif Non-24 Hour Sleep Wake Disorder, Ketika Tidak Tidur Lebih dari 24 Jam
- 7 Jenis Gangguan Tidur Paling Berbahaya, Sleepwalking Hingga Sindrom Kematian Mendadak
Gejala Sleep-Related Eating Disorder
Umumnya, episode SRED terjadi di tengah malam setelah Anda tertidur lelap. Gejalanya adalah:
- Makan dan minum dengan tidak terkontrol.
- Mengonsumsi makanan yang menimbulkan alergi atau bahkan beracun.
- Tidak sadar saat menyiapkan makanan atau saat makan.
- Nafsu makan menurun pada pagi hari.
- Tidak mengingat kejadian saat makan tengah malam.
- Mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat atau penuh lemak atau kombinasi keduanya.
- Cenderung menghindari makanan rendah kalori atau makanan diet sehat.
- Kemungkinan mengonsumsi makanan yang tidak lazim dan berbahaya, seperti makanan basi, cairan pembersih, atau bahkan biji kopi.
- Bisa mengalami cedera atau luka saat menyiapkan makanan dengan cara yang berbahaya.
- Mengalami dampak negatif pada kesehatan karena sering makan berat tengah malam.
Penyebab Sleep-Related Eating Disorder
Gangguan tidur ini biasanya terjadi di saat fase tidur Non-REM (rapid eye movement) di tengah malam dan sering berkaitan dengan transisi tidur Non-REM ke bangun tidur. Umumnya SRED lebih sering terjadi pada wanita. Gangguan ini lebih sering terjadi di usia remaja atau awal 20 tahunan. Beberapa faktor risiko yang bisa menyebabkan munculnya SRED antara lain:
- Mengalami masalah gangguan tidur lainnya, seperti obstructive sleep apnea, narkolepsi, restless legs syndrome, dan sleepwalking.
- Efek samping obat-obatan tertentu. Misalnya obat tidur atau obat lain seperti antidepresan dan antipsikotik.
- Mengalami riwayat gangguan makan, misalnya bulimia atau anoreksia.
- Memiliki masalah gangguan kesehatan mental dan kondisi psikologis, seperti stres, depresi, gangguan kecemasan, psikosis, hingga bipolar disorder.
- Faktor genetik. Risiko SRED lebih tinggi apabila Anda memiliki keluarga yang mengalami SRED atau sleepwalking
- Mengalami kesulitan tidur dan cenderung kurang tidur.
Dampak Buruk dan Bahaya Sleep-Related Eating Disorder
Sleep-related eating disorder terjadi ketika seseorang dalam keadaan setengah sadar atau tidak sadar. Oleh sebab itulah, SRED bisa menimbulkan masalah bagi kesehatan. Beberapa masalah yang bisa timbul dari kondisi SRED di antaranya adalah:
- Kemungkinan memakan sesuatu yang tidak bisa dimakan atau beracun.
- Dapat mengalami cedera atau terlibat dalam aktivitas persiapan makanan yang berbahaya. Misalnya saat memotong makanan dengan pisau.
- Risiko obesitas.
- Kehilangan nafsu makan pada pagi hari.
- Mengalami sakit perut.
- Insomnia akibat gangguan tidur.
- Kolesterol tinggi akibat mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat atau tinggi lemak.
Baca Juga :
- Makanan Sehat yang Bisa Jadi Mood Booster
- Jenis Minuman dan Makanan Untuk Meningkatkan Konsentrasi Otak
Cara Mengobati Sleep-Related Eating Disorder
Beberapa upaya yang bisa Anda terapkan untuk menangani SRED antara lain:
- Mengobati gangguan tidur lain seperti obstructive sleep apnea, sleepwalking, atau sindrom kaki gelisah.
- Menghentikan pengobatan yang bisa menjadi pemicu SRED.
- Pemberian obat-obatan yang bergantung pada penyebab SRED dan tipe gangguan makan atau tidur lainnya.
- Jadikan area tidur dan dapur lebih aman untuk menghindari cedera.
- Selalu kunci pintu dan jendela.
- Tutup jendela menggunakan tirai yang berat.
- Pasang alarm atau bel pintu pada kamar tidur, sehingga Anda bisa terbangun saat keluar dari kamar.
- Usahakan membuat kondisi rumah yang aman, yakni bebas dari benda berbahaya atau benda tajam.
- Meminimalisir dan menghilangkan stres sebelum tidur. Misalnya dengan latihan pernapasan atau meditasi.
- Menerapkan pola tidur sehat sleep hygiene untuk meningkatkan kualitas tidur.
- Sebisa mungkin memenuhi waktu tidur ideal agar risiko gangguan tidur akibat dampak kurang tidur bisa berkurang.
- Melakukan olahraga secara rutin. Misalnya olahraga ringan seperti yoga, maupun olahraga sebelum tidur agar membantu Anda cepat tidur.
- Menghindari konsumsi alkohol dan rokok, terutama sebelum tidur.
- Mengonsumsi makanan untuk mengatasi sulit tidur atau minuman yang bantu tidur nyenyak. Misalnya obat tidur alami seperti teh herbal dan susu hangat untuk merangsang produksi hormon melatonin.
- Hindari benda penyebab sulit tidur seperti gadget dan benda elektronik lainnya.
- Ciptakan suasana kamar yang nyaman agar tidur semakin nyenyak. Misalnya dengan memasang lampu tidur, mengatur suhu ruangan, dan menggunakan perlengkapan tidur seperti bantal, selimut, hingga sprei dan bedcover yang berkualitas.
Demikian adalah ulasan mengenai sleep-related eating disorder. Selain mengganggu istirahat dan waktu tidur, SRED juga bisa membahayakan kesehatan. Sehingga, Anda perl mewaspadainya. Apabila Anda mengalami gangguan ini atau mengenal orang yang mengalaminya, maka sebaiknya segeralah hubungi tenaga profesional untuk mendapatkan bantuan dan penanganan lebih lanjut.
Baca Juga :
- Mengenal Ritme Sirkadian dan Manfaatnya untuk Membantu Mengatasi Susah Tidur
- 6 Tips Mudah Memperbaiki Siklus Tidur Ideal
Sleep Buddy Merk Lokal, Kualitas Internasional sejak 2009, Rasakan pengalaman tidur yang berbeda dari sprei lembut dan tahan lama.