Gangguan Kesehatan Psikosomatis
Jan 18
0 Comments

Apakah Anda pernah mengalami sakit perut, jantung berdegub kencang, telapak sakit kepala, atau bahkan sesak nafas setiap kali stres atau cemas? Jika Anda mengalaminya, maka bisa jadi psikosomatis adalah penyakit yang Anda idap tanpa sadar.

Bagi orang yang tidak dalam kondisi tegang setiap saat, tanda-tanda tersebut cenderung tidak mengganggu. Tapi, apa jadinya bila gejala-gejala tersebut sering terjadi dan mulai mengganggu kehidupan Anda? Dan, mungkin yang paling penting, bagaimana Anda bisa membedakan bahwa gejala psikosomatis adalah sama atau beda dengan gangguan kesehatan yang serius?

Melalui artikel ini, mari kita lihat fenomena gejala dan penyakit psikosomatis secara lengkap dan apa yang perlu Anda ketahui dan lakukan jika mengalaminya.

Apa Itu Psikosomatis?

Psikosomatis adalah suatu kondisi gejala kesehatan yang mana terpengaruh oleh keadaan emosional seseorang sehingga cenderung tidak memiliki penyebab medis yang jelas. Alhasil, ketika melakukan pemeriksaan ke dokter, tidak terdeteksi adanya masalah kesehatan tertentu. Keadaan emosional yang dimaksud di sini berhubungan dengan kondisi kecemasan atau stres yang berlebihan.

Umumnya, bagi Anda penderita psikosomatis, ketika merasa stres atau cemas, Anda akan jatuh sakit dengan keluhan yang hampir mirip dengan penyakit yang umum terjadi saat pancaroba, kelelahan, atau kurang tidur.

Tetapi, terkadang gejala dan penyakit psikosomatis berkonotasi negatif atau tingkat keparahan berdasarkan taraf stres seseorang. Dalam dunia medis dan psikologi, psikosomatis adalah suatu fenomena yang terjadi pada pikiran dan tubuh. Bahkan bisa juga sedikit lebih rumit dari itu.

Tanda dan Gejala Gangguan Kesehatan Psikosomatis

gejala psikosomatis adalah

Ada banyak tanda dan gejala berbeda yang merujuk pada masalah kesehatan psikosomatis. Namun, umumnya gejala psikosomatis akan berbeda antara satu orang dengan orang lainnya. Dan juga gejala psikosomatis dapat berubah secara perlahan atau signifikan dari hari ke hari atau bahkan tahun ke tahun.

Anda hanya dapat yakin bahwa gejalanya adalah psikosomatis setelah dokter atau psikolog Anda mengesampingkan penyebab serius lainnya. Pasalnya, beberapa gejala psikosomatis tumpang tindih dengan kondisi kesehatan yang serius.

Beberapa gejala paling umum dari penyakit psikosomatis adalah:

  • Mual
  • Sembelit
  • Diare
  • Perut kembung
  • Detak jantung dan denyut nadi berdegub cepat
  • Sesak napas disertai nyeri dada
  • Peningkatan tekanan darah sehingga hipertensi
  • Sakit kepala
  • Telapak tangan berkeringat
  • Sakit leher dan bahu

 

Baca Juga:

 

Penyebab Gangguan Kesehatan Psikosomatis

Seperti yang sempat disebutkan di poin sebelumnya, penyebab umum penyakit psikosomatis, gangguan psikosomatis, atau gejala psikosomatis adalah stres, kecemasan, atau depresi tingkat menengah hingga tinggi.

Saat Anda mengalami tekanan emosional, tubuh Anda akan melepaskan hormon adrenalin atau epinefrin dan kortisol, hormon fight or flight yang membantu Anda dapat bertindak cepat dan melindungi diri Anda dari bahaya. Tapi, jika tubuh melepaskan jumlah hormon stres yang berlebihan, maka dapat menimbulkan rasa tidak nyaman pada tubuh.

Umumnya, akan terlihat dari gejala seperti masalah pencernaan, masalah jantung (misalnya peningkatan tekanan darah, sesak napas, dan nyeri dada), serta sejumlah gejala psikosomatis lainnya. Hormon stres juga dapat menyebabkan ketidakstabilan kadar serotonin dalam tubuh serta melemahnya sistem kekebalan tubuh.

Jika demikian, maka dapat mempengaruhi atau memperparah penyakit fisik yang telah Anda derita. Contohnya ketika Anda juga memiliki penyakit karena gangguan tidur, maka tingkat keparahan akan lebih besar ketika Anda stres.

Faktor Risiko Gejala dan Penyakit Psikosomatis

Tanpa Anda sadari, mungkin Anda selama ini mengalami gejala psikosomatis. Namun, beberapa orang akan lebih rentan terhadap gejala ini daripada orang lain. Ada beberapa faktor risiko tertentu yang mungkin membuat Anda lebih sering mengalami gejala psikosomatis atau membuat Anda berisiko mengalami gangguan psikosomatis adalah:

  • Memiliki riwayat masalah mental berupa kecemasan atau depresi.
  • Mengalami kejadian traumatis baru-baru ini.
  • Memiliki riwayat trauma semasa kecil.
  • Memiliki kecenderungan genetik untuk lebih sensitif terhadap rasa sakit dan pengalaman somatis.

 

Meskipun tidak satu pun dari faktor-faktor tersebut secara langsung berkaitan dengan gejala psikosomatis, tapi tetap saja ada korelasi kuat yang mengharuskan Anda untuk segera mendapatkan penanganan terapis.

Hubungan Psikosomatis Dengan Gangguan Kesehatan Somatik

Terkadang, orang yang sering mengalami gejala psikosomatis adalah orang yang terindikasi sebagai penderita gangguan gejala somatik. Menurut American Psychiatric Association (APA), gejala somatik adalah kondisi di mana seseorang memiliki gejala fisik signifikan seperti nyeri, badan lemas, hingga sesak napas.

Kondisi tersebut dapat mengakibatkan penyakit atau masalah fungsi tubuh yang lebih kompleks. Contohnya GERD, psoriasis, diabetes, hipertensi, dan masalah kulit tertentu.

Walaupun begitu, bila Anda mengalami gejala psikosomatis dari waktu ke waktu, bukan berarti Anda bisa self diagnosis dan beranggapan pasti memiliki gangguan somatik. Untuk mendapatkan diagnosis dengan gangguan gejala somatik, Anda harus mengalami masalah pikiran, perasaan, dan perilaku berlebihan yang berkaitan dengan gejala fisik tertentu.

Baca Juga:

 

Cara Mengatasi Gangguan Kesehatan Psikosomatis

Cara Mengatasi Gangguan Kesehatan Psikosomatis

Jika Anda telah menemui dokter atau psikolog untuk memeriksakan gejala atau penyakit Anda dan telah terdiagnosis sebagai psikosomatis, ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan. Berikut ini selengkapnya cara mengatasi psikosomatis yang aman.

1. Mengikuti Metode Terapi

Biasanya dokter atau psikolog Anda akan menyarankan cara pengobatan secara non-obat agar meringankan gejala psikosomatis secara alami. Mereka akan menawarkan metode terapi seperti latihan relaksasi atau meditasi, psikoterapi kognitif perilaku, hipnoterapi, fisioterapi, dan terapi listrik transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS). Beberapa metode tersebut dapat meredakan kecemasan berlebih yang memicu stres pada tubuh serta mengatasi perilaku dan perasaan lanjutan yang berkaitan dengan gejala psikosomatis.

2. Konsumsi Obat Antidepresan

Berhubung psikosomatis adalah keluhan yang berhubungan kesehatan mental Anda, dokter atau psikolog juga akan meresepkan obat antidepresan atau obat pereda rasa sakit. Perlu Anda pertimbangkan bahwa segala jenis obat antidepresan memiliki efek samping dan beberapa risiko masalah kesehatan. Mulai dari mual, pusing, penambahan berat badan, mudah mengantuk, insomnia, sembelit, hingga bahkan hilangnya hasrat seksual. Oleh karena itu, konsultasikan secara menyeluruh dengan dokter atau psikolog Anda.

3. Atasi Sumber Stres Penyebab Psikosomatis

Cara terbaik dalam mengatasi atau meringankan psikosomatis adalah tentu saja dengan menangani stres Anda. Selain mendapat penanganan dari terapis atau konselor kesehatan mental yang dapat membantu Anda mengidentifikasi penyebab stres, Anda bisa mulai dengan langkah sederhana untuk mengubah gaya hidup yang selama ini kurang baik atau kurang maksimal. Contohnya dengan melakukan:

  • Olahraga ringan seperti jalan kaki cepat setiap hari. Cara ini dapat membantu Anda mengelola stres dan memberi Anda kesempatan untuk berpikir tentang perasaan Anda.
  • Teknik meditasi dan mengatur pernapasan. Cara ini dapat membantu Anda belajar untuk menenangkan sistem saraf Anda ketika Anda mulai mengalami stres, tegang, dan cemas. Anda bisa coba teknik pernapasan pursed lip breathing atau pernapasan diafragma.
  • Curhat atau berbicara dengan orang terkasih dapat memberi Anda jalan keluar untuk mengekspresikan perasaan Anda dan menemukan cara terbaik untuk mengelola hubungan atau situasi sulit. Itulah mengapa Anda perlu memahami apa love language Anda dan pasangan untuk komunikasi yang berkualitas dan maksimal.
  • Mengurangi gula dan kafein dipercaya dapat membantu menurunkan kecemasan serta gejala psikosomatis akibat penegangan saraf otak dan otot tubuh selama stres.
  • Menambahkan perawatan diri atau self care ke dalam rutinitas Anda juga efektif membantu mengurangi stres yang Anda rasakan. Misalnya Anda luangkan beberapa menit hingga jam sehari untuk fokus pada kebutuhan dan aktivitas hobi Anda sendiri. Mulai dari bersantai, mandi air hangat, pijat spa, makan makanan yang efektif untuk meningkatkan kesehatan mental, mendekorasi ruang tidur, dan melakukan rutinitas skincare wajah.
  • Tidur yang cukup. Last but not least, tidur terbukti cukup ampuh untuk mengurangi stres. Sebab, ketika Anda kurang tidur, tubuh dan pikiran Anda cenderung cepat bereaksi dengan situasi stres sehingga kurang mampu mengatasi kesulitan. Oleh karena itu, manfaat tidur sangat penting untuk kesehatan mental Anda.

 

Penutup

Anda bisa lakukan beberapa aktivitas sebelum tidur yang bisa membantu Anda tidur nyenyak. Contohnya dengan minum air putih atau teh herbal hangat, menyalakan aromaterapi, membuat suasana kamar yang nyaman agar cepat mengantuk, dan penggunaan perlengkapan tidur yang nyaman.

Pastikan jenis kasur dan jenis bantal yang Anda pakai dalam kondisi baik serta selimut tebal, sprei atau bed cover yang lembut dan dingin. Tak perlu bingung mencari mana sprei dan bed cover premium karena Sleep Buddy pasti punya semuanya.

Anda bisa temukan beragam koleksi sprei dan bed cover terbaik kami dengan mengunjungi toko bedding terdekat di kota Anda. Sleep Buddy juga bisa Anda temukan dengan mudah secara online karena sudah tersedia di marketplace seperti Shopee, Lazada, Blibli, dan Tokopedia. Jangan sampai kehabisan, ya.

Baca Juga:

Dania Lazuardi

Sleep Buddy adalah sebuah brand yang ingin menghadirkan kebahagiaan & kehangatan di setiap rumah dengan cara yang berarti .