Penyebab Dan Cara Mengatasi Takut Mandi Syndrome Ablutophobia
Jan 27
0 Comments

Setiap orang pasti memiliki ketakutan terhadap suatu hal yang berbeda-beda. Ada yang takut terhadap serangga, takut untuk tidur (somniphobia), dan ada juga yang takut terhadap hal umum yang kurang bisa dianggap sebagai sesuatu yang wajar untuk ditakuti. Salah satu jenis ketakutan atau phobia yang cukup unik dan bikin geleng-geleng kepala adalah Syndrome Ablutophobia.

Jenis fobia ini juga sama seperti fobia lainnya yang mana dipengaruhi oleh pengalaman traumatis di masa lalu dan terjadi secara situasional. Dan juga siapa pun bisa mengalaminya, mulai dari anak-anak, orang dewasa, dan lansia. Tapi satu hal yang menjadi kesamaannya, yaitu sama-sama merugikan aktivitas sosial dan dapat memicu gangguan kesehatan.

Lalu, sebenarnya jenis ketakutan seperti apakah ini? Dan seberapa bahayanya dampak yang ditimbulkan perasaan fobia ini untuk kehidupan Anda? Simak definisinya berikut ini.

Apa itu Syndrome Ablutophobia?

Mungkin sebagian dari Anda masih sangat asing dengan istilah yang satu ini. Entah karena belum pernah mendengarnya atau karena jarang menemukan orang dengan syndrome semacam ini.

Syndrome Ablutophobia adalah jenis ketakutan atau phobia secara terus-menerus terhadap aktivitas apapun yang berhubungan dengan membersihkan sesuatu menggunakan air. Contohnya seperti mandi, membersihkan wajah, hingga membersihkan tubuh sendiri.

Sama seperti jenis fobia lainnya, pengidap syndrome yang satu ini akan merasa kesulitan untuk mengendalikan ketakutan yang mereka alami. Saat harus berhadapan dengan apa yang ditakuti, pengidap syndrome Ablutophobia akan merasa panik dan tidak nyaman.

Biasanya, orang yang mengidap jenis syndrome yang satu ini adalah anak kecil yang masih belum mengenal air. Ada sebagian anak kecil yang takut ketika berada di air karena tidak terbiasa dengan hal itu. Namun, semakin bertambah usia, anak kecil akan belajar dan mengerti bawa air bukanlah hal yang harus mereka takuti.

Di samping itu, ada juga orang dewasa yang masih mengidap syndrome Ablutophobia ini. Biasanya, mereka sadar bahwa alasan mereka takut terhadap air ini sangatlah tidak masuk akal.

Meskipun demikian, pengidap syndrome Ablutophobia akan tetap kesulitan menghadapi rasa takut itu dan cenderung akan menghindari hal yang mereka takutkan.

Baca Juga:

 

Penyebab Syndrome Ablutophobia

penyebab takut mandi

Segala sesuatu di dunia ini pasti ada penyebabnya, ini juga berlaku pada syndrome Ablutophobia. Ada beberapa penyebab yang bisa mengakibatkan seseorang mengalami syndrome yang satu ini.

Secara umum, terdapat 3 penyebab yang mampu mengakibatkan seseorang menjadi pengidap syndrome Ablutophobia. Diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Pengalaman Negatif

Penyebab paling umum dari jenis syndrome yang satu ini biasanya berasal dari pengalaman negatif. Pengidap syndrome Ablutophobia, biasanya memiliki cerita yang tidak menyenangkan yang berkaitan dengan mandi atau mencuci.

Pengalaman negatif tersebut mampu menumbuhkan rasa trauma yang tidak bisa dilupakan oleh orang itu. Karena selalu teringat dengan kejadian tidak menyenangkan itu, orang tersebut akan merasa ketakutan secara berlebihan pada saat berada di situasi yang mirip dengan apa yang terjadi di masa lalunya itu. Dan mereka tidak mengerti bagaimana menerima keadaan diri (body positivity) yang sebenarnya bermasalah.

2. Faktor Genetika

Kemudian penyebab yang paling memungkinkan dari jenis syndrome yang satu ini adalah karena faktor genetika. Faktor genetika ini adalah faktor yang dipengaruhi oleh kesamaan antara pengidap dengan orang tuanya atau kakek neneknya.

Apabila ada silsilah keluarga yang pernah mengidap syndrome Ablutophobia, maka ada kemungkinan keturunannya juga akan mengidap syndrome yang sama.

Dalam hal ini, faktor genetika tidak berlaku untuk semua orang. Hanya saja, anak dengan orang tua pengidap syndrome Ablutophobia akan cenderung mudah menjadi pengidap syndrome Ablutophobia ini.

3. Perubahan Fungsi Otak

Penyebab terakhir yang juga bisa mengakibatkan seseorang menjadi pengidap syndrome Ablutophobia adalah karena adanya perubahan fungsi otak. Perubahan fungsi otak disini bisa dialami oleh siapa saja.

Biasanya, perubahan fungsi otak akan terjadi pada orang yang mengalami pertambahan usia. Selain itu, orang yang mengalami cedera di bagian kepala juga bisa saja mengalami perubahan fungsi otak yang mengakibatkan seseorang menjadi pengidap syndrome Ablutophobia.

Gejala Syndrome Ablutophobia

Gejala Syndrome Ablutophobia

Meskipun Anda sudah mengetahui pengertian dan juga penyebabnya, Anda masih belum mengetahui gejala dari seorang pengidap syndrome Ablutophobia. Hal ini penting untuk Anda ketahui agar bisa mengenali seorang pengidap syndrome Ablutophobia tanpa harus diberitahu secara langsung.

Gejala tersebut di antaranya adalah sebagai berikut:

  • Merasa takut dan cemas berlebih pada saat akan mengikuti aktivitas yang berhubungan dengan membersihkan sesuatu dengan air.
  • Menolak ajakan dan cenderung menghindar pada saat ada kegiatan yang melibatkan mandi atau membersihkan sesuatu dengan air.
  • Panik, mudah berkeringat bahkan saat tertidur, jantung berdetak cepat, dan sesak napas tiba-tiba pada saat syndrome Ablutophobia kambuh karena berada di kondisi yang ditakutkan.
  • Untuk anak-anak, biasanya tidak akan mau jauh dari orang tua dan menangis bahkan hingga mengalami tantrum. Fenomena tantrum pun juga dapat terjadi pada orang dewasa, lho.

Baca Juga:

 

Akibat Syndrome Ablutophobia

akibat takut mandi

Seperti yang sudah artikel ini tulis sebelumnya, syndrome Ablutophobia adalah jenis ketakutan terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan mandi, mencuci dan lainnya yang berhubungan dengan air.

1. Mengidap Masalah Kesehatan Kulit

Dalam hal ini, ketika seseorang sama sekali tidak mau berinteraksi dengan air, maka orang tersebut akan kesulitan untuk membersihkan badannya. Bahkan, hanya membuka pintu kamar mandi saja, pengidap syndrome ini akan mengalami rasa tidak nyaman dan takut seperti pada gejala yang sudah kami sebutkan sebelumnya.

Akibatnya, penderitanya akan rentan mengalami masalah kulit seperti muncul alergi kulit, biang keringat parah, kulit kusam, kulit berjerawat baik pada wajah atau jerawat punggung, kulit iritasi atau kering, dan lain sebagainya.

2. Menerima Pandangan Sosial Buruk

Karena orang itu tidak pernah mandi, otomatis penampilan dari orang itu tidak bisa terlihat bersih. Sewangi apapun parfum yang mereka gunakan, tidak akan mampu memberikan kesan bersih layaknya seseorang seusai mandi.

Nah, melihat hal itu, Anda bisa menyimpulkan bagaimana pandangan sosial yang akan berlaku bagi seorang pengidap syndrome Ablutophobia ini. Orang-orang di sekitarnya akan mulai merasa tidak nyaman lagi.

Entah karena bau badan yang kurang sedap atau karena penggunaan parfum berlebih dengan tujuan menyembunyikan bau badan yang justru malah menambah rasa tidak nyaman bagi orang di sekitarnya.

Alhasil, hal ini juga berdampak pada kondisi psikologis seseorang terganggu, depresi, insecure dengan dirinya sendiri, dan memicu gangguan kesehatan mental lainnya. Dengan kata lain, harga dirinya menjadi terluka dan terkadang meremehkan kehadirannya (self deprecation) di dunia.

Cara Mengatasi Syndrome Ablutophobia

Cara Mengatasi Syndrome Ablutophobia

Melihat akibatnya yang terlihat sepele tapi sangat besar dampaknya, tentu Anda akan bertanya-tanya terkait bagaimana cara mengatasi seorang pengidap syndrome Ablutophobia ini. Apakah dengan menasehatinya saja cukup? Tentu saja tidak.

Hal ini karena pengidap syndrome Ablutophobia merasa bahwa penyakit yang ia idap saat ini tidak ada obat yang mampu menyembuhkannya. Inilah kenapa meskipun Anda sudah menasehatinya berkali-kali, orang itu masih saja tetap keras kepala untuk takut dengan air.

1. Penanganan Psikiater

Solusi tepat untuk mengatasi hal ini adalah dengan membawanya ke psikiater. Psikiater akan memberikan psikoterapi yang akan menjadi terapi pemaparan perilaku kognitif bagi pengidap syndrome Ablutophobia.

Terapi ini menuntut pengidap untuk terus dihadapkan dengan situasi yang ia takutkan. Pengidap syndrome ini akan berhadapan dengan kondisi seperti mandi atau mencuci.

Di samping itu, sang psikiater akan bertindak sebagai teman curhat yang mendengar keluh kesah permasalahan sang penderita fobia. Kemudian ia akan diminta untuk belajar bagaimana mengelola perasaannya dan kebih memahami diri sendiri (self awareness) agar bisa tenang dalam kondisi tersebut.

2. Pemberian Obat-Obatan

Selain itu, biasanya dokter psikiater akan memberikan obat yang dapat membantu penderita dalam mengurangi rasa takut dan cemas yang ia alami. Obat-obatan yang psikiater berikan biasanya hanya untuk jangka pendek saja selama program psikoterapi berjalan.

Hal ini bertujuan agar pengidap syndrome tidak mengalami ketergantungan terhadap obat-obatan penenang tersebut.

3. Melakukan Kegiatan Positif

Kemudian penderita juga disarankan melakukan beberapa kegiatan positif seperti meditasi, yoga, dan olahraga baik sebelum tidur atau saat pagi hari.

Jangan pernah melakukan bullying terhadap penderita syndrome Ablutophobia. Cukup sarankan saja untuk mengunjungi dokter agar mereka bisa mendapatkan penanganan dan bisa sembuh secepatnya. Tentu saja hindari memberikan kata-kata motivasi yang menekan emosinya (toxic positivity).

Karena dengan dukungan dan dorongan, penderita fobia merasa memiliki kekuatan baru untuk mengendalikan dirinya (self empowerment) ke arah penyembuhan. Jika penderita fobia ini adalah pasangan Anda, tunjukkan love language Anda untuk selalu peduli dan selalu ada untuk mereka.

Semoga artikel ini membuka wawasan baru Anda terhadap jenis fobia apa pun, termasuk syndrome ablutophobia ini. Ikuti terus blog artikel terbaru dan informatif dari Sleep Buddy dengan mengunjungi website resmi atau media sosial kami di Instagram dan Facebook.

Baca Juga:

Dania Lazuardi

Sleep Buddy adalah sebuah brand yang ingin menghadirkan kebahagiaan & kehangatan di setiap rumah dengan cara yang berarti .