Jan 18
0 Comments

Setiap anak pasti memiliki sifat dan karakternya masing-masing selama masa tumbuh kembangnya. Ada yang penurut, periang, manja, cengeng, introvert, hingga keras kepala. Beberapa orang tua yang memiliki anak keras kepala atau stubborn, khususnya di usia 6-9 tahun, harus berusaha lebih ekstra untuk mendidik anak yang keras kepala dengan cara terbaik.

Berurusan dengan anak-anak keras kepala yang suka melawan bagaikan sebuah tantangan harian bagi orang tua. Misalnya ketika anak tidak punya nafsu makan hingga anak susah tidur pada malam hari. Jika Anda biarkan sifat keras kepala tersebut, maka bisa memicu permasalahan lainnya, salah satunya masalah kesehatan.

Oleh karena itu, setiap hal kecil yang anak keras kepala lakukan akan menambah perjuangan baru orang tua dalam mencari strategi yang tepat untuk menangani mereka. Bagi Anda yang baru saja menjadi orang tua dan memiliki anak berkarakter keras kepala, artikel ini akan membahas apa saja yang bisa Anda lakukan untuk mendidik anak yang keras kepala dengan baik.

Ciri-Ciri Atau Karakteristik Anak Keras Kepala

Sebelum membahas bagaimana cara mendidik anak yang keras kepala, Anda harus memastikan apakah anak Anda memang memiliki sifat keras kepala atau hanya bertekad kuat dan tegas. Berikut ini beberapa ciri atau karakteristik anak yang keras kepala.

  • Selalu ingin diakui keberadaannya dan didengar pendapatnya. Jadi mereka mungkin sering mencari perhatian Anda.
  • Berusaha mandiri atau ingin melakukan apa pun sendiri. Misalnya bersikeras untuk tidur sendiri sendiri di kamar yang berbeda dengan Anda. Alhasil, Anda susah untuk membujuk rayu mereka, bahkan dengan imbalan tertentu.
  • Berkomitmen dan bertekad melakukan apa yang mereka suka.
  • Semua anak pasti akan mengalami fase tantrum, tetapi anak yang keras kepala akan lebih sering tantrum.
  • Memiliki karakter kepemimpinan yang kuat, tapi terkadang mereka bisa menjadi “bossy” di lingkungan sosial sekitarnya.
  • Mereka akan melakukan berbagai aktivitas dengan kecepatan mereka, baik cepat maupun lambat.

 

Penyebab Anak Keras Kepala

Penyebab Anak Keras Kepala

Anda sebagai orang tua harus paham bahwa seorang anak tidak serta merta terlahir dengan sifat keras kepala. Justru peran dan cara parenting Anda sebagai orang dewasa yang selalu ada di dekat mereka lah yang bertanggung jawab jika anak-anak tumbuh menjadi pribadi yang keras kepala.

Sebab, seorang anak akan melalui proses tumbuh kembang pada aspek kognitif, sosial, fisik, dan emosinya dengan peran serta Anda sebagai orang tua. Adapun beberapa hal dasar yang menjadi faktor penyebab anak, baik laki-laki maupun perempuan, memiliki sifat keras kepala adalah sebagai berikut.

Baca Juga:

 

1. Meniru Orang di Sekitarnya

Apakah Anda percaya bahwa anak-anak mudah meniru perbuatan dan tindakan orang dewasa di sekitarnya? Jika Anda percaya, coba Anda refleksikan dan pikirkan apakah Anda dan orang-orang di sekitar sang anak memiliki sifat keras kepala atau tidak. Jika tidak ada, mungkin poin di bawah ini bisa jadi jawabannya.

2. Miskomunikasi Antar Anak dan Orang Tua

Miskomunikasi adalah sama seperti salah paham yang merupakan gagalnya atau ketidakberhasilan antara dua orang untuk berkomunikasi dengan benar. Jika hal ini terjadi antara anak dan Anda, akan membuat Anda cenderung marah hingga berteriak kepada sang anak. Secara tak sadar sikap tersebut menyakiti perasaan anak sehingga muncullah bibit sikap keras kepala dan merasa selalu paling benar.

3. Ingin Melakukan Semua Hal Dengan Bebas

Sejatinya anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi sehingga ingin mencoba hal-hal baru sebagai bentuk melatih mental yang lebih berani. Dan sudah sewajarnya Anda sebagai orang tua juga perlu membatasi hal-hal yang menurut Anda berbahaya bagi mereka. Namun, hal itu dipandang lain oleh sang anak sehingga muncul rasa tidak bebas yang memicu perasaan tidak ingin dikontrol. Apabila Anda tidak mengkomunikasikan alasan pelarangan tersebut, maka akan memicu siat keras kepala ini.

Cara Ampuh dan Tepat Mendidik Anak yang Keras Kepala

Cara Ampuh dan Tepat Mendidik Anak yang Keras Kepala

Mendidik anak yang keras kepala membutuhkan kesabaran dan pengertian yang ekstra agar Anda tidak salah bertindak sehingga membuat anak jadi manja. Beberapa cara yang bisa Anda terapkan adalah sebagai berikut.

Baca Juga:

 

1. Dengarkan Apa yang Ingin Mereka Sampaikan

Kunci pertama dan paling penting yang harus Anda sadari adalah bangun jalinan komunikasi dua arah yang baik dengan anak. Jika Anda ingin anak Anda mendengarkan Anda, maka begitupun Anda yang juga harus bersedia mendengarkan mereka terlebih dahulu.

Umumnya, anak-anak yang keras kepala memiliki pendapat yang kuat dan cenderung suka berdebat. Bahkan beberapa di antaranya akan berontak jika merasa pendapatnya tidak Anda dengarkan.

Oleh sebab itu, ketika anak Anda bersikeras untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu, dengarkan mereka dan lakukan percakapan terbuka tentang apa yang mengganggu mereka. Cara ini juga efektif untuk meningkatkan bonding antara anak dan orang tua.

2. Jangan Memaksa Dalam Mendidik Anak yang Keras Kepala

Ketika Anda memaksa anak-anak melakukan sesuatu, mereka cenderung memberontak dan melakukan segala sesuatu yang tidak seharusnya mereka lakukan. Misalnya, anak Anda kecanduan bermain gadget sehingga sulit diajak tidur siang atau malam yang mana itu adalah kebutuhan tidurnya.

Hal yang harus Anda lakukan adalah jangan memaksa, duduk bersama dan ikut bermain dengannya. Sikap Anda itulah yang membuat anak beranggapan bahwa Anda peduli dengannya sehingga akan merespons apa yang Anda sarankan. Tentu saja dengan tutur kata halus dan tidak menghakimi.

3. Cara Mendidik Anak yang Keras Kepala Dengan Memberikan Pilihan

Dalam mendidik anak yang keras kepala, Anda harus memahami bahwa mereka memiliki pikiran dan pendapatnya sendiri serta tidak selalu suka ketika Anda memberi tahu apa yang harus mereka lakukan. Apabila cara di atas belum bisa membuat anak jadi luluh dengan Anda, maka inilah saatnya untuk memberikan pilihan yang masih menjadi kesukaannya.

Misalnya, coba tawarkan anak Anda yang suka bermain gadget sampai tidak mau tidur dengan aktivitas membaca dongeng sebelum tidur. Atau tawarkan dua atau tiga pilihan makanan yang paling si kecil sukai saat mereka susah makan.

Anda dapat mengulangi cara ini sebanyak yang Anda perlukan dan setenang mungkin. Tapi, perlu Anda perhatikan untuk tidak memberikan pilihan lebih dari tiga solusi untuk menghindari sang anak sulit memutuskan mana yang terbaik untuknya.

4. Ajak Beraktivitas atau Berdiskusi Bersama

Daripada selalu menyuruhnya untuk mengikuti instruksi Anda sehingga mereka membantah dan keras kepala, cobalah untuk melakukan apa yang Anda sarankan dengannya. Misalnya anak Anda tidak ingin menata meja belajarnya, alih-alih memaksanya untuk segera merapikannya, lebih baik Anda ajak ia untuk merapikan meja bersama.

Intinya, libatkan diri Anda di setiap proses aktivitas tumbuh kembang pentingnya yang juga membantu mengurangi sifat keras kepalanya. Tapi, jangan sampai pola asuh Anda menjadi terlalu mencampuri kehidupan anak atau pola asuh helicopter parenting.

Selain itu, setelah Anda mendengarkan apa yang si kecil inginkan, Anda bisa ajak anak berdiskusi untuk negosiasi supaya mereka mempertimbangkan segala sesuatu yang Anda tawarkan. Cara ini juga sekaligus melatih kemampuan pengambilan keputusan anak.

Ambil contoh ketika anak tidak mau tidur. Anda jangan memaksanya untuk segera tidur, tapi tanyakan terlebih dahulu tentang jam berapa ia ingin tidur beserta alasannya. Lalu Anda bisa berdiskusi terkait penentuan jam atau jadwal tidurnya.

5. Buatlah Suasana Rumah yang Menyenangkan

Proses belajar seorang anak tak lepas dari aktivitasnya untuk mengamati dunia sekitarnya, termasuk lingkungan dalam rumah. Bila anak Anda tumbuh di tengah keluarga yang pemarah dan suka teriak antar sesama, maka sudah pasti ia akan menirunya sehingga berakibat buruk untuk kehidupan dewasanya kelak. Mulai dari tekanan stres hingga menyebabkan gangguan kesehatan tertentu.

Dengan demikian, Anda sebagai orang tua harus mampu menciptakan suasana rumah yang menyenangkan sehingga anak merasa nyaman, aman, dan tenang.

Dengan sampainya Anda pada kalimat ini, maka berakhirlah penjelasan artikel ini tentang karakteristik, penyebab, dan cara mendidik anak yang keras kepala dengan baik.

Pada dasarnya, mendidik anak yang keras kepala tidak harus dengan memberikan hukuman yang bersifat verbal ataupun fisik. Yang perlu Anda lakukan adalah mendengarkannya dan beri pengertian kepada mereka.

Berbeda dengan mengalah, Anda justru berusaha memahami apa yang mereka inginkan di samping Anda memberikan penjelasan apakah hal atau perbuatan itu boleh anak lakukan atau tidak.

Ciptakan suasana keluarga yang harmonis dengan membiasakan komunikasi baik antar satu sama lain sehingga sama-sama tahu kebutuhan masing-masing. Misalnya, seperti apa desain kamar tidur yang anak sukai hingga pemilihan perlengkapan tidur seperti sprei yang sesuai kepribadiannya. Dengan begitu, anak Anda merasa memiliki peran sebagai orang yang Anda sayangi.

Baca Juga:

Dania Lazuardi

Sleep Buddy adalah sebuah brand yang ingin menghadirkan kebahagiaan & kehangatan di setiap rumah dengan cara yang berarti .