Mendeteksi Gangguan Mental Pada Anak
Feb 08
0 Comments

Gangguan kesehatan mental merupakan kondisi yang bisa terjadi pada siapa saja. Baik pada anak-anak, remaja, orang dewasa, atau bahkan lansia. Namun, apakah Anda tahu bahwa mendeteksi gangguan mental pada anak bisa dilakukan sejak dini?

Pada dasarnya, ciri gangguan kesehatan mental pada anak sudah bisa orangtua ketahui sejak awal. Baik dari perubahan perilaku anak pada lingkungan sekitar, perubahan emosi, hingga perubahan pola makan dan pola tidur yang memengaruhi produktivitas.

Mendeteksi adanya kecenderungan terganggunya kondisi piskologis pada anak sejak dini merupakan langkah yang harus Anda terapkan. Sebab sebagaimana kita ketahui, gangguan kesehatan mental bukanlah hal sepele dan perlu mendapatkan perhatian secara khusus.

Lantas, bagaimana cara mengetahui gangguan kesehatan mental pada anak sejak dini?

Cara Mendeteksi Gangguan Mental pada Anak Sejak Dini

American Psychiatric Association menjelaskan bahwa sekitar 50% kasus gangguan kesehatan mental seperti gangguan kecemasan dan depresi terjadi sejak usia 14 tahun. Dengan demikian, orangtua bisa mulai melakukan langkah antisipasi dengan cara mendeteksi ciri-ciri dan gejala gangguan mental pada anak sejak dini.

Tujuannya adalah agar buah hati Anda segera mendapatkan penanganan yang cepat serta tidak memengaruhi proses tumbuh kembangnya. Berikut ini adalah beberapa ciri gangguan kesehatan mental pada anak yang perlu Anda waspadai:

1. Perubahan Mood yang Cepat dan Naik Turun

Ciri gangguan mental yang pertama adalah anak mengalami perubahan mood atau suasana hati secara cepat dan tiba-tiba. Tanda ini biasanya dibarengi dengan kecenderungan kesulitan mengembalikan mood sendiri, lebih sering bad mood, lebih sensitif pada segala hal, dan terkadang anak mengalami tantrum.

Anda bisa mulai memerhatikan tanda-tanda tersebut pada buah hati Anda. Selain itu, Anda juga bisa melihat seberapa cepat emosi anak berubah. Misalnya merasa senang, sedih, murung, hingga marah.

Sebab, apabila tidak mendapatkan penanganan sejak dini, kondisi ini bisa menyebabkan terjadinya gangguan bipolar atau bipolar disorder jika dibiarkan terus-menerus.

Baca Juga :

 

2. Kecenderungan Menarik Diri dari Lingkungan dan Pergaulan

ciri gangguan mental pada anak

Ciri kedua adalah kecenderungan anak untuk menarik diri dari pergaulan dan lingkungan sekitarnya. Apabila sebelumnya buah hati Anda merupakan anak yang hiperaktif dan gemar berinteraksi dengan lingkungan, namun mendadak menjadi sosok yang introvert dan cenderung membatasi diri dari pergaulan, maka Anda harus ekstra waspada.

Tanda gangguan kesehatan mental ini memang tidak akan terlihat secara langsung. Sehingga, Anda pun harus jeli dan selalu memantau perkembangan anak.

Maka mulailah memperhatikan apakah si kecil menutup diri dan enggan bermain dengan teman sebayanya lagi. Apakah mereka lebih suka bermain game dan media sosial sehingga cenderung mengalami kecanduan gadget. Atau apakah mereka mengalami kesulitan untuk berkomunikasi dengan teman dan orang lain di sekitarnya.

Jika memang anak Anda mengalami ciri-ciri tersebut, maka cobalah untuk berkomunikasi dengan mereka. Tanyakan apa yang sedang terjadi dan apa yang menyebabkan perubahan sikap tersebut. Usahakan untuk tidak menekan anak agar mereka bisa mengakui secara terbuka dan curhat tentang masalah yang tengah dialami.

Sebab jika kondisi ini Anda biarkan secara terus-menerus, anak bisa tumbuh sebagai pribadi yang selalu merasa insecure, selalu merendahkan diri (self deprecation), dan memiliki self esteem rendah.

3. Adanya Perubahan pada Pola Tidur dan Pola Makan

Perubahan pada pola makan dan jam tidur anak juga menjadi hal yang perlu Anda waspadai. Sebab apabila si kecil mulai tidak nafsu makan atau kurang tidur dan kerap mengalami gangguan tidur, bisa jadi hal tersebut menjadi tanda awal gangguan kesehatan mental.

Sebagaimana gangguan kesehatan mental pada orang dewasa, perubahan pola makan dan tidur ini juga bisa terjadi pada anak. Mulailah perhatikan apakah anak kehilangan nafsu makan, memiliki pola tidur yang berantakan, susah tidur pada malam hari, atau bahkan kerap mengalami gangguan tidur seperti insomnia, mimpi buruk, sleep paralysis, night terror, hingga mengigau.

jika iya, maka Anda perlu berhati-hati. Sebab, mayoritas gangguan kesehatan mental memang dimulai dari adanya perubahan pola makan dan pola tidur. Yang mana nantinya perubahan tersebut akan turut berpengaruh pada sikap anak dalam lingkungannya.

Pada banyak kasus, perubahan pola makan dan pola tidur merupakan gejala awal dari gangguan kecemasan, depresi, psikosis, somatoform, bahkan self destructive atau kecenderungan merusak diri sendiri.

Baca Juga :

 

4. Penurunan Nilai Akademis

nilai menurun menjadi ciri gangguan mental pada anak

Ciri gangguan mental pada anak juga bisa Anda lihat dari nilai akademisnya yang mengalami penurunan. Apalagi jika nilai akademis anak tiba-tiba anjlok secara drastis.

Jika kondisi ini terjadi, maka hindarilah marah atau menghukum anak dengan hukuman fisik. Alih-alih menghakiminya, cobalah untuk bertanya dan mencari tahu penyebab menurunnya nilai anak. Sebab, bisa jadi menurunnya nilai tersebut terjadi karena anak mengalami gejala gangguan mental seperti stres berlebih atau depresi.

Hal ini karena biasanya gangguan mental akan menyebabkan anak mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi dan fokus pada suatu hal. Sehingga, ia pun tidak dapat mengolah informasi yang masuk dengan maksimal, termasuk pelajaran sekolah. Selain itu, gangguan mental juga bisa menyebabkan anak merasa kehilangan motivasi, termasuk tidak bersemangat saat belajar atau bersekolah.

5. Anak Menjadi Apatis

Apabila anak Anda mendadak bersikap acuh tak acuh dan apatis pada lingkungan sekitar, maka Anda perlu waspada. Sebab apatis dan ketidakpedulian terhadap lingkungan juga menjadi salah satu tanda gangguan mental pada anak.

Sikap apatis sendiri pada dasarnya menjadi salah satu tanda gangguan mental paling umum. Di mana dalam banyak kasus, anak akan bersikap masa bodoh, keras kepala, tidak peduli pada apapun yang sedang terjadi, tidak memiliki ketertarikan pada hal yang sebelumnya disukai, bahkan tidak menunjukkan emosi atas berbagai hal yang ia alami.

Baca Juga :

 

Apa yang Harus Orangtua Lakukan Setelah Mendeteksi Gangguan Mental pada Anak?

Setelah mengetahui ciri-ciri apa saja yang bisa orangtua gunakan untuk mendeteksi gangguan kesehatan mental pada buah hati, lantas apa yang harus dilakukan?

Pada dasarnya, gangguan kesehatan mental sama saja dengan gangguan kesehatan fisik yang perlu mendapatkan penanganan serta pengobatan yang tepat. Nah, bagi Anda yang telah mendeteksi gangguan mental pada anak sejak dini, berikut ini adalah beberapa langkah yang bisa Anda lakukan:

  1. Cari tahu penyebab perubahan yang terjadi pada anak. Apakah perubahan tersebut terjadi karena lingkungan sekolah, lingkungan sekitar rumah, atau mungkin karena hubungan dengan keluarga
  2. Menerapkan pola asuh yang tepat untuk anak. Ada berbagai tipe pola asuh yang bisa Anda terapkan dan sesuaikan dengan kondisi si kecil. Misalnya adalah organic parenting, mindful parenting, hypnoparenting, hingga slow parenting. Hindari pola asuh yang terlalu mengekang seperti overprotective parenting atau helicopter parenting
  3. Meluangkan lebih banyak untuk anak. Misalnya menemaninya belajar, membacakan dongeng sebelum tidur, lebih sering mengajak anak mengobrol, atau bahkan liburan bersama
  4. Membantu anak untuk memanajemen dan menghilangkan stres. Misalnya dengan mengajak meditasi, melakukan latihan pernapasan, yoga, relaksasi, bersantai, melakukan self care, atau melakukan hobi yang mengurangi beban pikirannya
  5. Berkonsultasi dengan tenaga profesional, misalnya psikolog atau dokter kejiwaan anak agar si kecil mendapatkan penanganan yang tepat

 
Apabila Anda sudah menemukan gejala atau ciri gangguan mental pada anak sejak dini, maka segeralah lakukan penanganan. Sebab dalam banyak kasus, gangguan kesehatan mental pada anak menjadi semakin parah karena tidak segera mendapatkan perawatan.

Baca Juga :

Nissa Sleepbuddy

Sleep Buddy Merk Lokal, Kualitas Internasional sejak 2009, Rasakan pengalaman tidur yang berbeda dari sprei lembut dan tahan lama.