Ada berbagai macam pola asuh yang bisa orangtua terapkan untuk anak. Namun, di antara pola asuh yang tepat untuk membantu tumbuh kembang buah hati dengan maksimal, slow parenting menjadi salah satu gaya parenting yang paling sering diterapkan.
Sesuai dengan namanya, slow parenting sendiri merupakan pola asuh lambat. Tipe pola asuh ini dulunya kerap dipandang sebelah mata karena dinilai tidak mendukung perkembangan anak secara optimal.
Namun sebaliknya, gaya parenting ini juga memiliki banyak sekali manfaat untuk buah hati. Apa saja? Yuk, simak ulasan selengkapnya berikut ini!
Apa Itu Slow Parenting?
Slow parenting adalah pola asuh yang mengajarkan anak untuk fokus pada satu hal yang dikerjakan dan tidak terburu-buru dalam menjalani hal-hal lainnya. Pola asuh ini menekankan pada kualitas yang dikerjakan, bukan pada kuantitas berapa banyak hal yang dikerjakan.
Ini merupakan pola asuh yang menekankan pada kelembutan pada anak. Artinya, orangtua tidak memaksa anak untuk terburu-buru saat mempelajari sesuatu dan tidak mendorong anak untuk cepat bisa, melainkan belajar secara perlahan-lahan.
Orangtua yang menerapkan pola asuh ini cenderung lebih fokus untuk menyesuaikan perkembangan buah hati. Sebab, mereka menyadari bahwa proses tumbuh kembang setiap anak berbeda-beda dan tidak bisa disamakan satu sama lain.
Tujuan penerapan pola asuh ini adalah agar anak bisa melakukan sesuatu karena memang memiliki kemampuan untuk melakukannya. Sehingga, hasilnya pun akan lebih baik daripada anak berhasil melakukan sesuatu karena paksaan.
Kunci dari menerapkan pola asuh ini adalah konsisten dan sabar. Sebab, pada dasarnya slow parenting memang lebih mementingkan kualitas ketimbang kuantitas. Alhasil, orangtua pun mau tak mau harus lebih banyak menghabiskan waktu bersama anak guna membangun ikatan atau bonding yang kuat.
Dengan demikian, bisa dibilang bahwa pola asuh lambat ini menjadi gaya parenting yang berkebalikan dengan helicopter parenting dan pola asuh overprotektif.
Baca Juga :
- Cara Menerapkan Hypnoparenting, Pola Asuh untuk Anak Bermasalah
- Mindful Parenting, Pola Asuh Anak Terbaik Dengan Tindakan Nyata
Manfaat Menerapkan Slow Parenting untuk Anak
Sejatinya, memang tidak ada pola asuh yang baik atau buruk. Semua gaya parenting harus sesuai pada karakter masing-masing anak. Namun, perlu Anda ketahui bahwa pola asuh lambat dapat memberikan sejumlah manfaat untuk perkembangan anak. Antara lain :
1. Melatih Anak untuk Lebih Mandiri
Gaya parenting yang lambat akan membuat anak tumbuh jadi lebih mandiri. Hal ini karena anak cenderung berusaha atau bekerja keras guna mendapatkan apa yang ia butuhkan.
Pola asuh ini juga akan mengajarkan anak bahwa untuk mendapatkan sesuatu yang ia inginkan haruslah bekerja keras terlebih dahulu guna memenuhinya. Inilah sebabnya pola asuh lambat dapat mengajarkan anak menjadi pribadi yang lebih mandiri.
2. Anak Tumbuh dengan Percaya Diri
Slow parenting juga akan mendorong anak untuk tumbuh dengan lebih percaya diri karena tidak merasa tertekan saat mempelajari sesuatu. Anak akan bisa melakukan sesuatu dengan sendirinya karena mereka memang sudah mampu. Sehingga hal ini akan membantu meningkatkan mental berani dan rasa percaya diri mereka.
3. Anak Menjadi Lebih Peka
Kelebihan pola asuh lambat selanjutnya adalah membuat anak bisa jadi lebih peka terhadap dirinya sendiri. Bahkan ketika mereka salah, mereka akan mengakuinya dan tidak menyalahkan orang lain.
Selain itu, slow parenting juga cenderung akan membuat anak menjadi lebih terbuka pada orang tua. Sebab, gaya asuh ini cenderung memberikan ruang gerak anak untuk mengeksplorasi pilihan mereka. Inilah yang nantinya membuat anak lebih terbuka dalam mendiskusikan segala sesuatu yang ia temukan, serta sering curhat tentang keseharian mereka..
4. Melatih Anak dalam Mengatasi Masalah Sendiri
Anak yang tumbuh dengan pola asuh lambat akan belajar tenang dalam situasi yang rumit. Hal tersebut dapat terjadi karena ia terbiasa mendapatkan ruang gerak untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. Dengan begitu, anak dapat berpikir jernih dalam mengambil setiap keputusan atas masalah yang ia hadapi. Ini juga menjadi salah satu bekal untuk melatih anak tumbuh sebagai generasi alpha.
Baca Juga :
- Apa Itu Sindrom Anak Emas dan Dampak-Dampak Buruknya
- Wajib Tahu! Penyebab dan Cara Mendidik Anak yang Keras Kepala
Cara Menerapkan Slow Parenting
Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk menerapkan pola asuh lambat pada anak:
1. Jangan Paksa Anak Melakukan Hal yang Tidak Ia Sukai
Hal pertama yang harus Anda lakukan untuk menerapkan pola asuh yang tepat adalah dengan mengetahui keinginan anak, apa yang ia sukai, maupun apa yang tidak disukainya. Setelah itu, jangan memaksa anak untuk melakukan hal-hal yang tidak ia sukai.
Sebab, hal tersebut justru dapat membuat anak merasa terpaksa, terkekang, dan justru membatasi ruang geraknya. Selain itu, memaksa anak untuk melakukan hal yang tak disukainya juga bisa memicu stres dan masalah gangguan kesehatan mental.
2. Biarkan Anak Belajar Sendiri
Kunci dari pola asuh lambat adalah membiarkan anak untuk mempelajari sesuatu dengan keinginan mereka sendiri. Yang perlu Anda lakukan sebagai orangtua adalah dengan memberikan sarana belajar untuk si kecil, alih-alih memaksanya untuk mempelajari hal baru yang tidak ia inginkan.
Ingat, jangan membebani anak untuk selalu menjadi yang terbaik dalam segala hal. Sebab, hal tersebut justru akan membuat anak menjadi stres, serta memicu anak menjadi sosok perfeksionis yang takut gagal. Berikan ruang dan biarkan anak menjadi dirinya sendiri untuk mendukung tumbuh kembangnya. Dengan demikian, anak pun akan menjadi lebih kreatif serta mampu belajar hal-hal baru dengan cepat.
3. Menjadi Pendengar yang Baik
Anda harus menyadari bahwa anak-anak perlu waktu untuk memproses apa yang telah ia pelajari. Oleh karena itu, sebaiknya orangtua menjadi pendengar yang baik dan jangan menghakiminya jika ia mengungkapkan opini atau hal-hal yang salah. Alih-alih demikian, cobalah untuk menerangkan dengan bahasa yang lebih mudah mereka pahami.
4. Cukup Awasi dan Jangan Terlalu Mengatur
Berikan waktu luang bagi anak untuk mengeksplorasi apa yang ia sukai dan melalui proses tumbuh kembang. Oleh sebab itu, jangan terlalu mengatur anak dan cukup mengawasinya saja. Berikan batasan seperlunya. Misalnya jam tidur anak, jam bermain, atau durasi menggunakan gadget dalam sehari agar anak tidak kecanduan gadget.
5. Jika Anak Melakukan Kesalahan, Jangan Langsung Beri Hukuman
Bersikap nakal dan melakukan kesalahan adalah hal yang wajar untuk anak-anak dalam masa pertumbuhan. Sehingga, apabila anak bersikap nakal atau melakukan kesalahan, jangan langsung berikan hukuman. Apalagi jika Anda menerapkan hukuman fisik yang justru dapat meningkatkan risiko adanya gangguan kesehatan mental.
Ketimbang memberikan hukuman fisik, cobalah untuk menghukum anak dengan benar sesuai usia. Yaitu dengan mengidentifikasi pokok masalahnya terlebih dahulu. Kemudian, jelaskan dengan perlahan bagaimana dampak buruk yang bisa timbul akibat perbuatannya.
Setelah anak memahami dengan benar duduk permasalahan dan akibat yang bisa ia timbulkan, maka cobalah untuk mengembalikan mood buah hati Anda. Lalu beri nasihat dan contoh perbuatan yang lebih baik. Dengan demikian, ia pun akan mengubah perilakunya menjadi lebih baik.
Baca Juga :
Pola Asuh yang Tepat untuk Anak Selain Slow Parenting
Selain pola asuh lambat, ada berbagai gaya parenting yang bisa Anda terapkan untuk anak. Beberapa pola asuh inij juga terbukti dapat mendukung tumbuh kembang anak dengan maksimal. Di antaranya adalah:
1. Pola Asuh Demokratis
Ini merupakan tipe pola asuh yang paling baik dan dapat Anda terapkan pada anak usia berapa saja. Baik masih balita sampai anak yang sudah dewasa. Pola asuh jenis demokratis memberikan kesempatan pada para orangtua agar terbiasa menempatkan dirinya pada anak bagaikan seorang teman. Sehingga, anak pun bebas mengungkapkan pendapatnya.
Dengan pola asuh ini, orangtua bisa mendengarkan keluhan anaknya dan memberikan masukan. Orangtua juga bersikap sangat ramah sehingga anak menjadi sangat terbuka. Anak pun akan jarang mengalami tantrum dan cenderung tak membantah orang tuanya, namun tetap menjaga sikap mereka dan menghargai.
2. Pola Asuh Free Range
Merupakan bentuk pola asuh yang memberikan kebebasan sepenuhnya pada anak sekaligus kebebasan untuk mengambil risiko. Meskipun memberikan kebebasan sepenuhnya, Anda tetap melakukan pengawasan dengan memberikan peraturan, konsekuensi, dan tanggung jawab.
Secara umum, free range parenting dinilai sebagai kebalikan dari helicopter parenting. Hal ini karena free range parenting menekankan pada kemandirian anak dengan pengawasan orangtua yang bijak. Anak akan mendapatkan kesempatan mengeksplorasi hingga mereka menemukan batasan secara alami.
Jadi, orang tua yang menerapkan free range parenting mungkin membiarkan anak-anak bermain di luar sendirian, pulang pergi sekolah tanpa pendamping, dan menyelesaikan sendiri masalah yang muncul. Ini juga menjadi salah satu pola asuh yang tepat untuk anak introvert.
3. Pola Asuh Attachment
Merupakan bentuk pola asuh yang berpusat pada anak. Di mana Anda mampu menciptakan lingkungan yang nyaman dan aman untuk mereka. Sehingga dari hal tersebut anak menjadi merasa aman dan dicintai. Dalam pola asuh ini, Anda juga memiliki banyak kontak fisik dengan anak seperti banyak bermain bersama, membacakan dongeng sebelum tidur, menemani saat anak susah tidur, dan menggendong.
Penelitian mengungkapkan bawah anak dengan pola asuh attachment cenderung bersifat mandiri, mampu mengontrol emosi, dan memiliki empati yang tinggi.
Demikian adalah ulasan mengenai pola asuh lambat atau slow parenting, beserta manfaat dan cara menerapkannya untuk membantu tumbuh kembang buah hati Anda. Ingatlah bahwa sikap dan kepribadian anak mendapatkan pengaruh besar dari pola asuh orangtua. Maka dari itu, sebisa mungkin upayakan untuk menerapkan gaya asuh yang tepat pada buah hati Anda.
Baca Juga :
Sleep Buddy Merk Lokal, Kualitas Internasional sejak 2009, Rasakan pengalaman tidur yang berbeda dari sprei lembut dan tahan lama.