Bangun Tidur Merasa Jengkel? Hati-Hati Gejala Sleep Inertia!

Bangun Tidur Merasa Jengkel? Hati-Hati Gejala Sleep Inertia!

Pernahkah Anda baru bangun tidur tapi merasa sangat jengkel dan uring-uringan? Mungkin saja Anda tengah mengalami sleep inertia.

Seringkali kita terbangun dalam keadaan yang tidak optimal. Alih-alih merasa segar dan berenergi, justru saat bangun tidur kita merasa lemas, pusing, bahkan uring-uringan. Kondisi ini terjadi karena tiba-tiba terbangun dari fase tidur REM (Rapid Eye Movement).

Jika Anda membiarkan kondisi ini terus-menerus, maka hal ini dapat mempengaruhi performa dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Bahkan, bukan hal yang mustahil apabila kualitas tidur Anda menjadi terganggu.

Lantas, bagaimana cara mengatasinya?

Apa Itu Sleep Inertia?

Sebagaimana penjelasan di atas, sleep inertia adalah kondisi yang terjadi pada keadaan transisi antara antara tidur dan bangun pada fase REM.

Di fase ini, tubuh akan mengalami peningkatan hormon tidur atau melatonin. Jika terbangun dalam kondisi tubuh yang memproduksi hormon tidur, maka wajar apabila Anda mengalami disorientasi kinerja sensorik atau pun motorik.

Contohnya, Anda akan mudah mengalami hilang keseimbangan, tidak bisa berdiri dengan tegap, merasa berputar-putar, bahkan tidak mampu memegang sesuatu dengan benar.

Umunya, kondisi disorientasi ini terjadi selama 5 sampai 30 menit setelah terbangung. Namun, kondisi ini bisa berlangsung selama beberapa jam bagi orang yang kurang tidur atau tidak bisa memenuhi waktu tidur ideal.

Kebanyakan, sleep inertia terjadi setelah seseorang melakukan tidur pendek.

Penyebab Sleep Inertia

Penyebab kondisi sleep inertia sendiri sebelumnya belum pasti. Akan tetapi, ada beberapa faktor yang memungkinkan munculnya gangguan tidur ini.

Salah satunya adalah fase tidur yang tidak sempurna sampai seseorang terbangun. Sebagaimana kita ketahui, ada empat fase tidur, yakni 3 tahap NREM (Non-rapid Eye Movement dan fase REM.

Manusia akan tidur nyenyak pada fase NREM ketiga, kemudian mendapatkan mimpi pada fase REM. Nah, umumnya sleep inertia terjadi saat Anda memasuki fase REM, di mana otak telah menghasilkan gelombang delta dari tahapan sebelumnya. Gelombang ini menyebabkan Anda tidak responsif pada keadaan.

Baca Juga :

 

Bahaya Sleep Inertia

Sejatinya, kondisi ini tidak terlalu membahayakan. Akan tetapi, jika Anda mengalaminya di waktu yang tidak tepat, sudah tentu hal tersebut akan menjadi masalah.

Misalnya, Anda mengalaminya setelah tidur singkat di kantor dan kemudian mengikuti rapat. Hasilnya, Anda akan kurang fokus dan tidak dapat berkonsentrasi, bahkan tidak dapat mengambil keputusan-keputusan penting.

Contoh lainnya adalah saat memaksakan diri untuk mengemudi setelah mengalami sleep inertia. Hal ini dapat mengakibatkan risiko fatal seperti terjadinya kecelakaan lalu lintas karena kondisi tubuh yang masih belum sepenuhnya responsif.

Lantas, bagaimana cara mencegahnya?

Cara Mengatasi Sleep Inertia

cara mengatasi sleep inertia

Anda bisa meminimalisir terjadinya sleep inertia dengan beberapa cara. Di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan Kualitas Tidur

Hal pertama yang harus Anda lakukan untuk mencegah kondisi ini adalah dengan meningkatkan kualitas tidur. Pasalnya, tidur yang cukup dan berkualitas akan menghindarkan Anda dari berbagai gangguan tidur.

Untuk itu, jagalah jadwal dan kebutuhan tidur Anda agar tetap terpenuhi. Karena mayoritas kasus sleep inertia terjadi karena pola tidur pendek. Waktu tidur paling ideal adalah selama 7-8 jam tiap harinya. Jika Anda mengalami kesulitan menerapkannya cobalah untuk melakukan pola tidur bifasik.

Pola tidur ini membantu Anda membagi waktu tidur menjadi dua kali dalam sehari. Sehingga jika waktu tidur malam tidak terpenuhi, Anda bisa melakukan tidur siang maksimal atau menerapkan power nap.

2. Jangan Atur Bunyi Alarm Terlalu Kencang

Jika pola tidur Anda teratur, maka sebenarnya Anda tidak perlu menggunakan alarm untuk membantu terbangun dari tidur. Sebab, tubuh akan mengenali kebiasaan kita dengan sendirinya.

Kalaupun Anda masih belum bisa menerapkan jadwal tidur yang ideal, menggunakan alarm memang menjadi salah satu solusi. Akan tetapi, pastikan Anda tidak mengatur bunyi alarm terlalu kencang, atau justru Anda akan terkaget karena bangun secara paksa.

Selain itu, terbangun secara paksa karena alarm justru dapat membuat Anda mengantuk karena kadar melatonin masih sangat tinggi.

Baca Juga :

 

3. Mandi dengan Air Dingin Setelah Bangun Tidur

Air dingin memiliki efek menyegarkan. Begitu pula saat Anda terbangun dengan sleep inertia, maka mandi menggunakan air dingin akan membantu untuk mengembalikan kesadaran secara penuh.

Namun, perhatikan juga durasi mandi yang Anda lakukan. Karena mandi terlalu lama juga akan memberikan pengaruh buruk untuk kesehatan.

4. Dapatkan Cahaya Lampu yang Terang

Sebuah studi menyatakan bahwa cahaya lampu yang terang setelah bangun tidur akan meningkatkan kadar kortisol di dalam darah.

Dengan demikian, usahakan Anda mendapatkan cahaya yang cukup saat bangun tidur. Entah itu dengan membuka jendela untuk mendapatkan sinar matahari, atau menyalakan lampu. Hal ini berguna untuk meningkatkan kewaspadaan secara drastis.

5. Konsumsi Makanan Sehat dan Bergizi Seimbang

Masalah sleep inertia terjadi karena fase tidur yang terganggu. Maka dari itu, salah satu hal yang bisa Anda lakukan adalah dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang untuk mengatasi masalah tidur.

Makanan bergizi seimbang mengandung banyak nutrisi untuk mengatasi sulit tidur, menjaga kestabilan metabolisme tubuh, serta membuat tidur makin nyenyak dan berkualitas. Jika Anda masih kesulitan untuk tidur lelap, cobalah untuk mengonsumsi obat tidur alami sebelum tidur seperti susu hangat dan teh chamomile.

Ciptakan juga suasana kamar yang nyaman untuk meningkatkan kualitas istirahat. Selain itu, hal yang tak kalah penting adalah memilih perlengkapan tidur yang nyaman, seperti jenis kasur, jenis bantal, serta sprei dan bedcover.

Anda harus memilih bahan sprei dan bedcover yang nyaman untuk meningkatkan kualitas tidur. Misalnya bahan-bahan seperti tencel, jacquard tencel, atau organic cotton dari Sleep Buddy.

Ada berbagai macam model bedcover dan sprei yang bisa Anda pilih sesuai selera dan kebutuhan. Begitu pula dengan ukuran sprei dan ukuran bedcover yang bervariatif.

Untuk mendapatkan produk Sleep Buddy, silakan kunjungi toko bedcover terdekat. Sedangkan bagi Anda yang ingin belanja secara online, Anda bisa mendapatkan koleksi Sleep Buddy di marketplace favorit.

Baca Juga :

Subscribe Now!

Dapatkan beragam informasi produk dan artikel menarik Sleep Buddy melalui email Anda. Subscribe sekarang untuk dapatkan promo dan diskon spesial!

About author

Share

Hi! I'm Nisa. I like exploring words towards writing. I love writing about design inspiration, beauty, lifestyle, and parenting.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *