Mengenal Short Sleeper Syndrome, Tidur Singkat Tapi Berkualitas

Mengenal Short Sleeper Syndrome, Tidur Singkat Tapi Berkualitas

Pernahkah Anda mendengar fenomena short sleeper syndrome sebelumnya? Sesuai namanya, ini merupakan kondisi di mana seseorang dapat tidur dengan singkat namun berkualitas. Lantas, sindrom seperti apakah ini?

Padatnya aktivitas sehari-hari, entah itu bekerja atau sekolah memang membuat sebagian besar orang mengabaikan kebutuhan tidur harian mereka. Bahkan tak jarang, ada yang rela begadang dan mengorbankan waktu tidur ideal selama 7-8 jam tiap malamnya demi bisa mengejar deadline pekerjaan atau tugas sekolah.

Padahal, mengabaikan waktu tidur sama saja membuat Anda berinvestasi pada sejumlah penyakit yang mengancam kesehatan. Bahkan ada beberapa penyakit berbahaya akibat gangguan tidur seperti diabetes, jantung, tekanan darah tinggi, hingga meningkatkan risiko gangguan mental. Dengan demikian, Anda tidak bisa begitu saja mengabaikan kebutuhan tidur harian.

Akan tetapi, ada salah satu  kondisi di mana seseorang tetap bisa mendapatkan tidur yang berkualitas meskipun waktu tidur idealnya tidak terpenuhi. Inilah yang disebut sebagai short sleeper syndrome atau SSS. Kendati penelitian menunjukkan bahwa tidur kurang dari 7 jam dapat menyebabkan penurunan performa hingga mempengaruhi kesehatan, namun beberapa orang yang mengalami SSS justru bisa mendapatkan manfaat tidur untuk kesehatan hanya dengan beristirahat selama 3-5 jam tiap harinya.

Apa Itu Short Sleeper Syndrome?

Sesuai dengan namanya, SSS atau short sleeper syndrome merupakan istilah yang menunjukkan pola tidur singkat yang terjadi pada sebagian orang.

Biasanya, orang yang mengalami SSS terbiasa tertidur dalam waktu yang relatif singkat. Sehingga, tubuh mereka menyesuaikan diri dengan pola tidur tersebut. Biasanya, orang dengan SSS sudah merasa cukup hanya dengan tidur selama 3-5 jam tiap harinya.

Kendati tidur dalam jangka waktu yang lebih singkat, namun bukan berarti mereka tidak mendapatkan tidur yang berkualitas. Faktanya, orang dengan SSS justru biasanya terbangun dalam keadaan tubuh yang segar dan prima, sebagaimana orang yang meningkatkan kualitas tidur selama 7-8 jam.

Lantas, bagaimana fenomena ini dapat terjadi?

Baca Juga :

 

Bagaimana Short Sleeper Syndrome Terjadi?

Sebagaimana penjelasan sebelumnya, SSS terjadi sebab tubuh seseorang telah menyesuaikan diri dengan pola tidur yang berubah. Perubahan pola tidur sendiri dapat terjadi saat seseorang berada dalam masa pertumbuhan. Mulai dari masa anak-anak, remaja, hingga dewasa.

Selain itu, faktor lain yang menyebabkan terjadinya SSS adalah sebagian orang kemungkinan mengalami mutasi gen yang menyebabkan mereka tetap bisa beraktivitas normal kendati waktu tidurnya lebih singkat. Kondisi ini rupanya bersifat genetik, sehingga bisa saja orang dengan short sleeper syndrome memiliki anggota keluarga dengan pola tidur serupa.

Meskipun mendapatkan waktu tidur yang relatif singkat, namun orang yang mengalami SSS tetap melalui fase tidur pada umumnya. Sebab, nyatanya tubuh manusia bisa melalui perbaikan sel dalam waktu yang bervariasi saat tidur, meskipun pola tidurnya lebih singkat.

Inilah kenapa, individu SSS tetap tampak bugar dan segar setelah bangun tidur dan lebih semangat bangun pagi, meskipun waktu istirahatnya relatif singkat daripada orang normal.

Apakah Short Sleeper Syndrome Termasuk Gangguan Tidur?

short sleeper syndrome bukan gangguan tidur

Short sleeper syndrome memang merupakan salah satu pola tidur abnormal dan menyebabkan seseorang tidak dapat memenuhi waktu tidur ideal. Kendati demikian, kondisi ini bukanlah salah satu gangguan tidur.

Sebab, pada dasarnya gangguan tidur adalah kondisi yang menyebabkan seseorang mengalami dampak negatif akibat kebutuhan tidur yang tak tercukupi. Misalnya menurunnya performa, daya ingat, konsentrasi, hingga dapat memicu beragam penyakit berbahaya.

Contoh gangguan tidur sendiri misalnya adalah obstructive sleep apnea, insomnia, hipersomnia, narkolepsi, sleep paralysis, hypnic jerk, sleep inertia, hingga mimpi buruk.

Sementara itu, penelitian menunjukkan bahwa orang yang mengalami SSS sama sekali tidak mengalami dampak negatif sebagaimana gangguan tidur tersebut. Sebab, kondisi mutasi gen menyebabkan mereka mempunyai jam biologis tersendiri, yang membuat mereka tidak mengalami dampak akibat kurang tidur.

Tak cuma itu saja. Berdasarkan pernyataan ahli neurologi Dr. Christopher Jones, orang yang mengalami SSS cenderung lebih bersemangat saat bangun tidur daripada orang normal lainnya. Sedangkan dari segi fisik, biasanya mereka cenderung memiliki tubuh yang kurus, alih-alih kegemukan sebagaimana orang yang mengalami gangguan tidur pada umumnya.

Fakta lainnya adalah, orang dengan short sleeper syndrome biasanya juga cenderung memiliki ketahanan terhadap rasa nyeri serta lebih sehat dalam hal psikologis.

Baca Juga :

 

Amankah Short Sleeper Syndrome untuk Kesehatan?

Penelitian menunjukkan bahwa SSS tidak menyebabkan masalah kesehatan bagi mereka yang mengalaminya. Sebab, meskipun tidur dalam waktu singkat, proses perbaikan sel hingga metabolisme mereka tetap berjalan sebagaimana mestinya.

Akan tetapi, perlu Anda ketahui bahwa kondisi ini tidak terjadi pada semua orang. Sehingga, bagi Anda yang tidak mengalami sindrom short sleeper, sebaiknya tetaplah memenuhi kebutuhan tidur ideal setiap harinya. Karena pada orang normal, kurang tidur atau tidur terlalu lama akan menyebabkan berbagai masalah kesehatan yang berbahaya bila diabaikan.

Artinya, jika Anda merasa memiliki pola tidur yang singkat namun mempengaruhi kondisi kesehatan, hal tersebut tak berarti Anda mengalami SSS. Melainkan Anda mengalami gangguan tidur yang menyebabkan terganggunya pola tidur.

Cara Memenuhi Kebutuhan Tidur Ideal

Setelah menyimak ulasan tentang short sleeper syndrome di atas, maka perlu Anda catat bahwa kondisi ini tidaklah terjadi pada semua orang. Maka bagi Anda yang tidak mengalami sindrom ini, upayakan untuk tetap memenuhi kebutuhan tidur yang ideal setiap harinya. Artinya, tidur selama 7-8 jam tiap malamnya tetap menjadi pilihan terbaik untuk mendapatkan manfaat maksimal bagi kesehatan ataupun kecantikan.

Untuk mendapatkan waktu tidur yang ideal, ada berbagai macam cara yang bisa Anda terapkan. Di antaranya adalah menerapkan pola tidur sehat sleep hygiene, mengonsumsi makanan dan minuman bergizi seimbang, melakukan olahraga secara rutin, hingga rutin melakukan relaksasi atau meditasi untuk mengatasi gangguan tidur.

Anda juga bisa menerapkan pola tidur bifasik jika tidak bisa memenuhi waktu tidur selama 7-8 jam saat malam hari. Alternatif lainnya adalah menerapkan tips tidur siang maksimal disela waktu kerja, seperti melakukan metode tidur power nap.

Sedangkan bagi Anda yang mengalami gangguan tidur, cobalah untuk menerapkan beberapa tips seperti mengonsumsi obat tidur alami yang aman untuk kesehatan, mencari posisi tidur yang nyaman agar lebih cepat mengantuk, menghindari benda penyebab sulit tidur seperti ponsel atau gadget lainnya, meletakkan benda untuk relaksasi seperti lilin aromaterapi, menciptakan suasana kamar yang nyaman, serta memilih perlengkapan tidur seperti sprei dan bedcover yang berkualitas.

Baca Juga :

Subscribe Now!

Dapatkan beragam informasi produk dan artikel menarik Sleep Buddy melalui email Anda. Subscribe sekarang untuk dapatkan promo dan diskon spesial!

About author

Share

Hi! I'm Nisa. I like exploring words towards writing. I love writing about design inspiration, beauty, lifestyle, and parenting.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *