Sleep Buddy

Sleep Buddy Logo Fa
0

Your Cart

Currently Empty: Rp0.00

Continue shopping

0

Your Cart

Currently Empty: Rp0.00

Continue shopping

Perbedaan Pusing Dan Sakit Kepala
Feb 08
0 Comments

Apakah selama ini Anda menganggap bahwa pusing dan sakit kepala adalah hal yang sama? Jika iya, maka Anda salah kaprah. Sebab, keduanya merupakan kondisi yang tidak sama dan perlu mendapatkan penanganan yang berbeda pula.

Baik pusing maupun sakit kepala dianggap sebagai gangguan yang membuat seseorang merasakan rasa sakit atau nyeri pada bagian kepala. Kekeliruan diagnosis ini bisa berpengaruh pada ketidakakuratan penanganan gejala.

Terlebih, apabila Anda sering melakukan self diagnosis atau mendiagnosis penyakit pada diri sendiri tanpa bantuan tenaga ahli. Bisa jadi Anda malah salah memberikan perawatan dan berakibat fatal.

Supaya lebih jelas, berikut ini adalah perbedaan pusing dan sakit kepala yang perlu Anda ketahui.

Perbedaan Pusing dan Sakit Kepala

Baik pusing maupun sakit kepala sebenarnya merupakan kondisi yang terkait dengan sistem saraf. Keduanya juga sama-sama menyebabkan terganggunya aktivitas seseorang akibat rasa sakit yang menyerang bagian kepala.

Kendati kerap disamakan, namun ada tiga perbedaan mendasar yang membedakan kedua kondisi medis ini. Apa saja?

1. Penyebab Pusing dan Sakit Kepala

Perbedaan pusing dan sakit kepala yang pertama adalah karena faktor penyebabnya. Secara umum, pusing terjadi karena adanya masalah pada bagian telinga dan otak yang berperan dalam mengontrol keseimbangan tubuh. Gangguan ini disebut pula dengan istilah gangguan vestibular.

Berikut adalah beberapa kondisi atau penyakit yang menjadi penyebab munculnya rasa pusing:

  • Migrain
  • Tekanan darah rendah
  • Penyakit saraf seperti parkinson dan multiple sklerosis
  • Mengalami gangguan kecemasan dan depresi
  • Memiliki gangguan kesehatan mental tertentu seperti psikosis
  • Infeksi pada saraf vestibular (vestibular neuritis)
  • BPPV (benign paroxysmal positional vertigo)
  • Rendahnya kadar gula dalam darah

 
Sementara itu, sakit kepala terbagi menjadi dua tipe. Yakni sakit kepala primer dan sekunder. Sakit kepala primer biasanya terjadi karena adanya aktivitas berlebihan atau masalah pada struktur kepala.

Bukan hanya itu saja. Perubahan aktivitas kimia di otak juga bisa menyebabkan sakit kepala primer. Secara umum, sakit kepala primer terbagi menjadi tiga jenis yang masing-masing memiliki gejala dan penyebab dan berbeda. Yaitu:

  • Sakit kepala cluster, yaitu sakit kepala yang terasa konstan dan parah di area sekitar mata
  • Migrain, atau sakit kepala sebelah
  • Sakit kepala tegang, yaitu sakit kepala yang terasa nyeri seperti diikat oleh tali

 
Sedangkan sakit kepala sekunder biasanya terjadi karena adanya pengaruh penyakit lainnya yang menimbulkan rasa sakit. Berikut adalah beberapa kondisi atau penyakit yang menyebabkan munculnya sakit kepala sekunder:

  • Serangan panik
  • Stroke
  • Glaukoma atau kerusakan pada saraf mata
  • Tumor otak
  • Adanya penggumpalan darah di otak
  • Keracunan karbon monoksida
  • Dehidrasi
  • Flu
  • Tekanan darah tinggi
  • Memiliki penyakit infeksi otak seperti meningitis dan ensefalitis
  • Efek samping penggunaan obat sakit kepala yang berlebihan

 
Perlu Anda ketahui bahwa dalam beberapa kasus, sakit kepala dan pusing bisa muncul secara bersamaan. Biasanya, kondisi ini umum terjadi pada penderita migrain atau cedera otak.

Baca Juga :

 

2. Berdasarkan Rasa atau Sensasi yang Muncul

perbedaan pusing dan sakit kepala berdasarkan sensasinya

Perbedaan kedua terletak pada sensasi atau rasa yang muncul. Memang pusing dan sakit kepala sama-sama menyerang bagian kepala. Namun, perlu Anda ketahui bahwa sensasi kedua kondisi tersebut sejatinya berbeda.

Orang yang mengalami pusing biasanya akan merasakan sensasi seolah kehilangan keseimbangan, merasa berputar-putar hingga melayang, bahkan cenderung bisa kehilangan kesadaran.

Bukan cuma itu saja. Terkadang pusing juga akan menyebabkan penderitanya merasa mual, ingin muntah, atau bahkan sampai terjatuh karena kehilangan keseimbangan tubuh.

Pusing juga bisa muncul secara mendadak di seluruh bagian kepala. Biasanya, sensasi pusing akan menjadi semakin parah saat Anda memaksakan diri untuk berdiri atau berjalan. Sehingga untuk meredakannya, Anda perlu duduk atau tiduran dan beristirahat sejenak.

Di sisi lain, berbeda dengan pusing, sensasi sakit kepala biasanya terasa seperti nyeri yang tajam dan berdenyut. Sakit kepala juga bisa terjadi di area tertentu pada bagian kepala atau pada kedua sisi sekaligus.

Sakit kepala juga terdiri dari berbagai jenis. Salah satunya adalah thunderclap headache, yakni sakit kepala mendadak yang menyebabkan penderitanya merasakan sensasi nyeri yang mendadak dan cepat seperti tersambar petir.

Sakit kepala juga bisa terjadi karena kebiasaan tertentu yang Anda lakukan. Misalnya sakit kepala saat bangun pagi, sakit kepala sebagai dampak kurang tidur, atau bahkan sakit kepala karena gangguan tidur tertentu seperti insomnia, hipersomnia (tidur terlalu lama), atau tidur singkat.

Selain itu, gejala sakit kepala pun bisa berkembang secara bertahap dan menyebar pada satu titik ke seluruh bagian kepala.

Baca Juga :

 

3. Perbedaan Pusing dan Sakit Kepala Berdasarkan Pengobatannya

Perbedaan yang terakhir adalah berdasarkan pengobatannya. Sebagaimana kita bahas sebelumnya, kesalahan diagnosis pusing dan sakit kepala bisa menyebabkan ketidakakuratan dalam penanganan atau pengobatan. Sebab, pengobatan kedua kondisi ini memang berbeda satu sama lain.

Dalam beberapa kondisi, baik pusing maupun sakit kepala sebenarnya bisa sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan medis. Akan tetapi, ada beberapa jenis sakit kepala primer yang perlu mendapatkan pengobatan khusus, misalnya obat pereda nyeri seperti ibuprofen, paracetamol, dan aspirin.

Bukan hanya itu saja. Ada pula beberapa jenis obat lain yang dapat membantu mencegah rasa nyeri akibat sakit kepala. Selain itu, sejumlah pengobatan alternatif seperti meditasi, relaksasi, akupuntur, dan perilaku kognitif juga bisa membantu atasi sakit kepala.

Sementara itu, sakit kepala sekunder biasanya membutuhkan adanya tes kesehatan lebih lanjut untuk mengetahui penyebabnya. Sehingga penanganan dapat dilakukan dengan tepat.

Begitu pula dengan pusing yang juga memerlukan diagnosis terlebih dahulu. Agar pengobatannya sesuai dengan kondisi medis yang menjadi pemicunya. Contohnya adalah pusing yang terjadi karena penyakit meniere, yang memerlukan pengobatan diuretik guna mengurangi cairan dalam tubuh yang menyebabkan pusing.

Sehingga, penting bagi Anda untuk memahami perbedaan antara sakit kepala dan pusing agar bisa mendapatkan pengobatan yang sesuai dan tepat.

Demikian adalah ulasan tentang perbedaan pusing dan sakit kepala yang perlu Anda ketahui. Penting untuk mengetahui perbedaan dari kedua kondisi ini agar Anda bisa mendapatkan penanganan yang tepat dan sesuai.

Baca Juga :

Avatar

Nissa Sleepbuddy

Sleep Buddy Merk Lokal, Kualitas Internasional sejak 2009, Rasakan pengalaman tidur yang berbeda dari sprei lembut dan tahan lama.