Jarang Ganti Sprei? Ini Bahayanya Bagi Kulit

Jarang Ganti Sprei? Ini Bahayanya Bagi Kulit

Menghempaskan diri ke kasur setelah beraktivitas seharian penuh tentu memberikan kenikmatan tersendiri. Apalagi jika ditambah dengan bermain ponsel sambil rebahan, wah nikmatnya bisa sampai lupa waktu. Namun pernah tidak Anda bertanya-tanya, kapan terakhir kali ganti sprei?

Dampak Buruk Jarang Ganti Sprei

Kebanyakan orang bahkan lupa kapan terakhir kali menggantinya. Padahal, ganti sprei sebaiknya beberapa hari hingga seminggu sekali. Sebab, jika tidak, beberapa dampak buruk di bawah ini bisa terjadi pada Anda dan keluarga.

1. Terinfeksi Jamur atau Bakteri

Tidak hanya di musim panas, terkadang di musim hujan pun seseorang bisa berkeringat saat sedang tidur. Keringat ini pun akan menempel dan membasahi sprei, bantal, guling, bahkan selimut yang digunakan. Hal ini terjadi karena tidak ada penguapan. Kondisi tersebut bisa menjadi ruang hidup bagi berbagai spesies mikroorganisme.

Bakteri

Pada suatu studi, disebutkan bahwa pada sprei rumah sakit terdapat bakteri Staphylococcus yang meskipun tidak berbahaya, tetapi dapat menyebabkan penyakit serius ketika mereka memasuki tubuh melalui luka terbuka. Sementara pesies Staphylococcus tertentu dapat menyebabkan lebih banyak kerusakan daripada yang lain.

Jenis Staphylococcus aureus yang cukup menular dan dapat menyebabkan infeksi kulit, radang paru-paru dan memperburuk jerawat. Tidak hanya S. aureus ditemukan hidup di sarung bantal, penelitian juga menunjukkan bahwa beberapa strain resisten terhadap antibiotik.

Faktanya, sekitar sepertiga orang membawa Staphylococcus aureus di dalam tubuh mereka. Orang yang membawa bakteri ini dapat melepaskan organisme dalam jumlah besar, yang berarti bakteri Staphylococcus akan mudah dipindahkan ke tempat tidur Anda di rumah.

Baca juga :

Jamur

Jika Anda malas hingga memutuskan ganti sprei sebulan sekali, bahkan lebih, ancaman lain juga bisa datang. Spesies jamur seperti Candida albicans yang bisa hidup di kain dan bertahan hingga 1 bulan adalah hal yang perlu juga diwaspadai. Organisme ini dapat menyebabkan sariawan, infeksi saluran kemih, bahkan infeksi jamur pada genital.

Menurut sebuah penelitian pada tahun 2005, peneliti menemukan bahwa jamur bisa mengontaminasi bantal yang terbuat dari bulu dan bahan sintetis berusia sekitar 1,5 – 20 tahun. Untuk itu, Anda perlu mengganti secara berkala bantal dan guling dengan yang baru, selain rutin mencuci sprei.

2. Jerawatan

Jerawat memang kerap terjadi karena faktor hormonal serta terpapar kotoran dan polusi saat beraktivitas di luar rumah. Namun yang sering tidak disadari sebagian orang adalah, saat sedang tidur pun, wajah Anda bisa berisiko jerawatan. Mengapa?

Sebab, meski tidak tampak, namun kotoran, debu, hingga bulu hewan peliharaan bisa menempel pada sprei dan sarung bantal, lho! Jika melewati waktu ideal ganti sprei, alias Anda selalu menunda-nunda untuk mencucinya, tumpukan kotoran ini bisa menempel di wajah ketika sedang terlelap.

Akibatnya, jerawat pun berpotensi muncul esoknya. Pada orang-orang yang berjerawat, kondisi sprei kotor bisa memperparah keadaaan karena timbulnya peradangan.

3. Gatal-gatal

Salah satu akibat tidak mengganti sprei secara rutin adalah timbulnya gangguan tungau maupun serangga. Normalnya, manusia melepaskan sekitar 500 juta sel kulit per hari saat tidur di tempat tidur. Sel-sel kulit ini dapat menarik perhatian tungau dan debu mikroskopis, yang ingin memakannya.

Sayangnya organisme ini juga akan meninggalkan kotorannya di tempat yang sama mereka mendapatkan makanan. Inilah yang memicu munculnya alergi dan bahkan asma. Kutu busuk juga bisa berbahaya.

Meskipun serangga kecil ini belum terbukti menularkan penyakit, mereka dapat menyebabkan bekas gigitan merah yang gatal, di samping berbagai efek kesehatan mental. Termasuk kecemasan dan insomnia.

Kutu busuk dapat terbawa ke rumah pada permukaan yang lembut, seperti pakaian atau ransel, oleh anggota keluarga lainnya. Salah satu cara menghindarinya adalah memperhatikan cara mencuci sprei dengan benar. Begitu juga ketika mengeringkannya.

Jika sudah terlanjur ada kutu, keringkan sprei pada suhu tinggi (sekitar 55℃). Ini akan membunuh tungau debu, meskipun mungkin kutu busuk mungkin perlu dibasmi secara profesional. Meskipun demikian, Anda tidak perlu khawatir berlebihan. Jika normalnya ganti sprei seminggu sekali rutin dilakukan, risiko ini bisa terhindarkan.

4. Alergi

Seperti yang sudah dijelaskans sebelumnya, tungau ini dan kotorannya dapat memicu alergi serta asma. Terutama bagi mereka yang sedang mengalami penurunan kekebalan badan karena sedang sakit, terlalu capek, atau sedang masa pemulihan.

Reaksi alergi bisa muncul sebab tungau, debu, kotoran, atau bakteri dan jamur bisa mengaktifkan, bahkan memperburuk alergi yang sudah ada. Jika sudah memiliki riwayat keturunan, ada baiknya Anda juga memilih sprei dan bedcover anti alergi khusus.

5. Iritasi Kulit

Ketika sedang tidur, tidak hanya tubuh yang bergesekan dengan permukaan kasur, dan tentu saja sprei yang melapisinya. Ketika Anda abai dan entah berapa minggu sekali ganti sprei, kotoran, kuman, bahkan mikroorganisme yang menempel di sana bisa menggesek kulit muka dan mengiritasinya.

Apalagi jika tidur dengan skincare masih basah dan menyerap sempurna. Terkadang, saking banyaknya urutan skincare sebelum tidur yang harus dilakukan sementara badan dan mata sudah tidak bisa berkompromi, seseorang bisa dengan cepat terlelap bahkan ketika wajahnya masih basah.

Cairannya akan menempel pada sprei dan berpotensi menjadi sarang kuman atau bakteri. Untuk itu, rajinlah mencuci sprei

Hindari Hal-hal yang Bisa Mengotori Sprei

Cara paling jitu untuk menghindari risiko kesehatan di atas adalah dengan mengetahui kapan waktu yang baik untuk ganti sprei. Namun meski demikian, Anda juga wajib menjaga kebersihannya dengan cara menghindari hal-hal berikut.

1. Makan di Tempat Tidur

Mengudap tengah malam, bahkan makan dan minum di atas kasur bisa mengakibatkan remahan dan sisa makanan jatuh ke sprei. Apalagi Anda langsung tidur tanpa membersihkannya dulu, yang otomatis bisa mengundang datangnya kutu dan serangga. Untuk itu, sebaiknya Anda menghindari makan di tempat tidur untuk menjaga kebersihannya.

2. Tidur Dengan Wajah Bermake Up

Tidak membersihkan riasan sebelum tidur bukan hanya berpotensi memunculkan jerawat dan komedo, namun juga mikroorganisme di sprei dan bantal. Pasalnya, make up akan menempel di tempat-tempat di mana wajah Anda akan bergesekan. Hal ini tentu membuat sprei kotor dan berpeluang menjadi sarang bagi kuman dan bakteri.

3. Tidak Mandi dan Ganti Baju Setelah Berkeringat

Perilaku malas mencuci diri dan berganti pakaian menjelang tidur, apalagi setelah beraktivitas seharian, membuat sprei jadi kotor. Apalagi ketika Anda berkeringat dan langsung tidur. Wah, kutu, bakteri, dan kuman pasti akan segera datang.

Baca juga:

5. Tidak Mencuci Tangan dan Kaki Sebelum Tidur

Bukan hanya anak-anak, terkadang orang dewasa juga kurang menjaga kebersihan dirinya. Menaiki tempat tidur tanpa mencuci tangan dan kaki berpotensi menyebarkan bakteri atau jamur yang mungkin terbawa dari organ tubuh bahkan pakaian kotor ANda.

6. Membawa Hewan Peliharaan Naik Tempat Tidur

Memiliki anjng atau kucing memang menggemaskan dan kadang Anda tidak bisa menahan diri untuk tidak menggendongnya bahkan ke kasur sekalipun. Perilaku ini juga bisa memicu kontaminasi kuman, bakteri, bahkan jamur dari tubuh hewan ke sprei dan tempat tidur Anda. Cara terbaik adalah menghilangkan bulu hewan di sprei dengan benar.

Itulah tadi bahaya jarang ganti sprei yang bisa mengintai Anda dan keluarga. Rajin-rajinlah mencuci sprei supaya kesehatan Anda pun bisa tetap terjaga.

Baca juga :

Subscribe Now!

Dapatkan beragam informasi produk dan artikel menarik Sleep Buddy melalui email Anda. Subscribe sekarang untuk dapatkan promo dan diskon spesial!

About author

Share

a storyteller by day, a rapper by night, a learner by all the time, and a voice over artist by order

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *